Sama-Sama Sunnah

SAMA-SAMA 'SUNNAH'

@ajir_ubaidillah 

Gamis memang istimewa, hingga NABI begitu menyukainya. Sayyidah Ummi Salamah Radhiallohu `anha mengatakan, 

كَانَ أَحَبَّ الثِّيَابِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقَمِيصُ 

“Pakaian yang paling disukai oleh Nabi Shallallohu `alaihi wa sallam adalah Gamis”. (Hadits Riwayat At-Tirmidzi)

Meski demikian Islam itu agama yang mudah, pemeluk nya tidak diwajibkan untuk mengenakan pakaian jenis atau model tertentu. Yang terpenting menutup aurat dan sopan itu poin nya.

So yang mau pakai gamis yuk niat kan yang baik untuk mengikuti sunnah Nabi, tentu dengan diikuti perbuatan dan perkataan yang baik pula agar sunnah nya semakin sempurna. 

Yang masih nyaman pakai sarung, celana dan sebagainya pun tak mengapa, asal tetap menutup aurat dan sopan, itu sama-sama 'sunnah'.

📸Kenangan saat Harmoni Ramadhan 2 Tahun lalu (pebelum pandemi)

#sunnah #gamis #baju

Sumber FB Ustadz : Ajir Ubaidillah

21 Mei 2021 

Tuntutan Sunnah dan Adab Berhari Raya

Tuntutan Sunnah dan Adab Berhari Raya - Kajian Islam Tarakan

*⭐TUNTUNAN SUNNAH DAN ADAB BERHARI RAYA*

1️⃣.  Memperbanyak Takbir, Tahmid dan Tahlil.

2️⃣.  Mandi sebelum menunaikan shalat Id.

3️⃣. Menggunakan pakaian terbaik, memakai wewangian dan berhias.

4️⃣. Menempuh jalan yang berbeda ketika berangkat dan kembali dari shalat Id.

5️⃣. Disunnahkan makan terlebih dahulu meskipun sedikit sebelum shalat Id Fitri.

6️⃣. Menunaikan shalat Id dan mengajak semua ahli keluarga turut serta.

7️⃣. Mendengarkan khutbah Id sampai selesai.

8️⃣. Saling berziarah, bertahniah (mengucapkan selamat), saling mendoakan.

9️⃣. Membuat perayaan yang dibolehkan, seperti menghidangkan makanan.

🔟. Menampakkan kegembiraan seperti melakukan permainan yang mubah dan memberi hadiah.

*#Selamat Hari raya Idul Fithi 1442 H. Taqaballah minna wa minkum.*

©️AST

Sumber WAG : SUBULANA I

13 Mei 2021 

Jangan Remehkan Amalan Sunnah

Jangan Remehkan Amalan Sunnah - Kajian Islam Tarakan

JANGAN REMEHKAN AMALAN SUNNAH

Menjaga sunnah-sunnah puasa.

Puasa adalah termasuk ibadah yang sangat mulia. Pahala orang yang berpuasa mengharap pahala tidak diketahui melainkan Allah. Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda: Allah Azza Wajalla berfirman:

كل عمل ابن آدم له إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به (رواه البخاري، رقم 1904، ومسلم، رقم 1151)

“Semua amalan Bani Adam baginya kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan saya yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari, 1904 dan Muslim, 1151)

Puasa Ramadan termasuk salah satu pilar agama, bagi orang Islam hendaknya menjaga puasa dan berhati-hati. Baik itu puasa wajib maupun sunah. Agar Allah membalas dengan balasan yang sempurna.

Puasa mempunyai banyak sunah, kita sebutkan diantaranya:

Pertama:

Dianjurkan kalau ada seseorang yang menghardik atau menghinanya, maka keburukannya dibalas dengan cara yang baik seraya mengatakan ‘Saya sedang berpuasa’

Kedua: Dianjurkan bagi orang berpuasa untuk melakukan sahur, karena dalam sahur ada keberkahan.

Ketiga: Dianjurkan mensegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur

Keempat: Dianjurkan berbuka dengan ruthab (kurma setengah masak), kalau tidak mendapatkan, maka dengan kurma (masak), kalau tidak mendapatkan, maka dengan air

Kelima: Dianjurkan bagi orang yang berpuasa berdoa:

ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

“Telah hilang dahaga, dan basah tengorokan serta tetap pahalanya in syaa Allah.”

Keenam:

Dianjurkan bagi orang yang berpuasa memperbanyak berdoa. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ : الْإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ (رواه أحمد، رقم 8043)

“Tiga doa yang tidak ditolak, imam yang adil. Orang berpuasa sampai berbuka, dan doanya orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad, 8043)

An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Dianjurkan bagi orang yang berpuasa agar berdoa saat berpuasa memohon kebaikan dunia akhirat untuk dirinya dan  orang yang dicintai dari kalangan umat Islam.” 

Ketujuh: Kalau puasa Ramadan, maka dianjurkan:

-Duduk di masjid untuk membaca Qur’an dan zikir kepada Allah

- Beri’tikaf di sepuluh akhir

- Shalat taraweh

- Memperbanyak shadaqah dan melakukan kebaikan

- Mempelajari Al-Qur’an

Diriwayatkan oleh Bukhari, 6 dan Muslim, 2308 dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ

“Biasanya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam ada orang yang paling dermawan. Dan saat beliau paling dermawan adalah di bulan Ramadan, ketika bertemu dengan Jibril. Dimana beliau bertemu Jibril setiap malam Ramadan dan memperdengarkan Qur’an. Maka Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam sangat dermawan melakukan kebaikan melebihi hembusan angin.

-Agar tidak menghilangkan waktu dengan sesuatu yang tidak bermanfaat dan tidak berfaedah –terkadang bisa berdampak pada puasanya- dengan banyak tidur, banyak bergurau dan semisal itu. Juga jangan hanya mengangankan menyantap hidangan dan minuman (saat berbuka). Karena hal itu dapat menghalangi dari melakukan amal sholeh di sela-sela puasa.

Wallahu a'lam.

Sumber FB Ustadz : Alhabib Quraisy Baharun

7 Mei 2021 

Berbagai Jenis Sedekah dan Rinciannya

 Berbagai Jenis Sedekah dan Rinciannya

By. Ahmad Sarwat, Lc. MA

Pintu sedekah itu ada banyak macam dan jenisnya. Pelajari masing-masing karakternya, biar kita tidak merusak dan mengacak-acak tatanan yang sudah baku.

Qurban itu sedekah juga. Tapi tidak lah disebut Qurban kecuali wujudnya sembelih kambing, sapi atau unta. Sama juga dengan aqiqah. Nanti dagingnya disedekahkan.

Namun beda antara keduanya terletak pada teknik  penyajiannya. Qurban itu daging dibagikan masih mentah. Sedangkan aqiqah dibagikan dagingnya sudah matang. 

Fidyah dan zakatul fithi juga sama, yaitu berbagi makanan pokok suatu negeri. Dimana teknik penyajiannya yang masih mentah. Bedanya dalam takaran. Fidyah itu 1 mud dan Zakat Fithr 4 mud atau disebut satu sha'.

Kalau berbagi makanan siap santap lain lagi judulnya, yaitu ketika kasih makan orang buka puasa. Harus yang matang siap santap, plus lauk pauknya. 

Jangan sekali-kali ngudang buka puasa malah disuguhkan beras mentah belum dimasak. Itu salah sistem namanya. 

So, ada begitu banyak ibadah yang sifatnya berbagai makanan. Namun tiap jenis ibadah ada ketentuan masing-masing. Jangan diacak-acak seenaknya. 

Pelajari syariat Islam dengan lengkap semuanya. Jangan berhenti dan mencukuokan diri hanya di satu cabangnya saja. Pelajari semuanya, biar pemahaman kita tidak sepotong-sepotong.

Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat

5 Mei 2021 

Sunah I’tikaf

Sunah I’tikaf - Kajian Islam Tarakan

Sunah I’tikaf

Disunahkan untuk i’tikaf di sepanjang waktu, dan lebih ditekankan lagi di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan apa yang telah valid dari amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan dilanjutkan oleh istri-istri beliau setelah beliau wafat. Jika tidak mampu sepuluh hari, maka sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Bisa sehari, atau beberapa jam, atau beberapa menit saja. Dalam mazhab Syafi’i, ukuran waktu minimal i’tikaf dianggap sah adalah lebih (walau sedikit) dari ukuran waktu minimal thuma’ninah dalam salat. Ukuran minimal thuma’ninah dalam salat adalah pengucapan kalimat Subhanallah (Maha Suci Allah) sekali.

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami (w. 974 H) rahimahullah berkata :

(وَالْأَصَحُّ أَنَّهُ يُشْتَرَطُ فِي الِاعْتِكَافِ لُبْثُ قَدْرٍ يُسَمَّى عُكُوفًا) ؛ لِأَنَّ مَادَّةَ لَفْظِ الِاعْتِكَافِ تَقْتَضِيهِ بِأَنْ يَزِيدَ عَلَى أَقَلِّ طُمَأْنِينَةِ الصَّلَاةِ 

“Dan yang shahih, sesungguhnya di dalam masalah i’tikaf disyaratkan untuk berdiam seukuran bisa dinamakan i’tikaf. Karena unsur lafaz i’tikaf mengharuskannya untuk lebih dari ukuran minimal thuma’ninah salat.” (Tuhfah Al-Muhtaj fii Syarh Al-Minhaj, juz III, hlm. 457).

Syekh al’allamah Muhammad Nawawi Al-Bantani (w. 1316 H) rahimahullah berkata :

وَهِي سُكُون الْأَعْضَاء بعد حركتها مِنْ هُوِيٍّ من الرُّكُوع وَالسُّجُود وَمن نُهُوْضٍ إِلَى الِاعْتِدَال وَالْجُلُوس بِحَيْثُ يسْتَقرّ كل عُضْو مَحَله بِمِقْدَار التلفط بسبحان الله

“Ia (Thuma’ninah) adalah tenangnya anggota tubuh setelah pergerakannya dari turun rukuk dan sujud, serta bangkit untuk berdiri sempurna dan duduk. Dimana, setiap anggota tubuh tersebut menetap di posisinya dengan ukuran (minimal) membaca kalimat Subhanallah (Maha Suci Allah).” (Nihayah Az-Zain, hlm. 71).

Karena i’tikaf adalah suatu ibadah, maka wajib untuk diniatkan. Jika tidak, maka tidak sah. Hal ini berdasarkan keumuman hadis Nabi : “Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. (HR. Bukhari dan Muslim). Niatnya di dalam hati dan dianjurkan untuk dilafazkan dalam rangka membantu untuk merealisasikan dan memantapkan niat di dalam hati. Redaksinya : “Nawaitu sunnatal i’tikafi lillahi Ta'ala"( Aku niat sunah i'tikaf karena Allah). Supaya mudah dan praktis, maka setiap masuk masjid niatkan untuk i’tikaf.

Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam bish shawab. Alhamdulillah Rabbil ‘alamin.

(Abdullah Al-Jirani)

***

Foto : Niat i’tikaf tertulis jelas di tiang masjid Nabawi, KSA. (properti dari Ust.Nur Hasim)

Sumber FB Ustadz : Abdullah Al Jirani

3 Mei 2021